Panduan Berinvestasi Untuk Generasi Z
Panduan Berinvestasi Untuk Generasi Z – Jakarta, 29 September 2020 – Di zaman sekarang ini, kata investasi sudah tidak asing lagi bagi hampir semua orang. Padahal jika kita berbicara mengenai investasi, maka investasi saat ini merupakan suatu hal yang dapat mendatangkan keuntungan. Banyak orang yang mempertanyakan jenis investasi apa yang aman dan menguntungkan. Meski semua investasi bisa mendatangkan keuntungan, namun ada risiko yang tersembunyi di balik keuntungan tersebut.
BINUS Learning mengadakan workshop khusus pada Selasa (29/09/2020) bertajuk BINUS Learning Discussion (BOLD), yang kini memasuki edisi ketiga, bekerja sama dengan Danamart. Acara ini juga mengundang CEO dan co-founder Danamart Patrick Gunadi serta investor muda dan blogger P2P Adrian Siaril sebagai penasihat untuk membahas tema “Gaya Investasi Cerdas untuk Generasi Z”. Di sini, Jianguo Learning ingin mendalami lebih dalam dunia investasi dan investasi apa saja yang cocok untuk Generasi Z.
Panduan Berinvestasi Untuk Generasi Z
Acara dibuka oleh Kalvin Kristianto dan diikuti oleh 195 peserta. Acara diawali dengan perkenalan singkat mengenai Patrick Gunadi, mulai dari latar belakang pendidikan hingga perannya dalam komunitas investasi. Masuk ke topik pembahasan, Patrick Gunadi menyampaikan bahwa ada tiga jenis investasi yang masing-masing ada tiga, yaitu investasi jangka pendek (3-12 bulan), investasi jangka menengah (1-5 tahun), dan investasi jangka panjang (lebih dari setahun). Masing-masing jenis tersebut tentunya memiliki struktur biaya yang berbeda-beda. Ia kemudian menyebutkan beberapa kategori yang termasuk dalam tiga tingkatan investasi yaitu jangka pendek (deposito dan reksa dana), jangka menengah (ekuitas), jangka menengah dan panjang (obligasi dan peer to peer) dan jangka panjang (tanah, emas, dan bangunan). Patrick juga menambahkan penjelasan mengenai kewajiban pemerintah terhadap perusahaan.
Infografik: Tips Investasi Cerdas Untuk Gen-z –
Belakangan, beliau juga menyinggung tentang kenaikan harga yang terjadi di Indonesia saat ini. Ia mengatakan bahwa tingkat inflasi sebesar 5% tidaklah buruk, dan pertumbuhan memang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sinilah Bank Indonesia berperan penting dalam menyeimbangkan agar tidak terjadi deflasi. Risiko investasi kemudian didefinisikan berdasarkan karakteristik masing-masing individu. “Risiko tinggi, imbalan tinggi” adalah aturan yang berlaku dalam berinvestasi, dan jika dijelaskan secara umum berarti semakin besar keuntungan yang dibutuhkan, semakin besar pula risiko yang diambil. Risiko juga dibagi menjadi dua jenis, pengambil risiko dan penghindar risiko.
Berikut pembahasan mengenai fintech, perkawinan antara teknologi dan keuangan yang pada akhirnya berkembang menjadi revolusi bisnis. Patrick mencontohkan fintech Indonesia seperti e-wallet, peer-to-peer (P2P), investasi dan manajemen risiko, serta agregator pasar.
Wabah CCID-19 yang terjadi baru-baru ini telah memberikan dampak serius pada usaha kecil, menengah dan mikro, dengan permasalahan seperti berkurangnya penjualan, kekurangan pasokan, PHK, dan kesulitan dalam membayar kembali pinjaman. Patrick menjelaskan, fintech P2P lending atau dikenal dengan istilah marketplace lending (MPL) bisa memberikan kemudahan bagi masyarakat. Ini adalah cara baru untuk membayar utang yang memungkinkan orang meminjam dan memberikan pinjaman permanen melalui:
Oleh karena itu, bank juga dapat menjadi penghubung antara peminjam dan pemberi pinjaman dan seluruh proses peminjaman dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. P2P lending merupakan sumber pendapatan baru bagi investor, yang membedakan P2P dengan bank biasa.
Mobil Vs Rumah, Gen Z Lebih Pilih Yang Mana?
Masih mengenai fintech, ia juga menjelaskan beberapa manfaat fintech di Indonesia, seperti meningkatkan perekonomian 60T dan menambah 36.000 karyawan baru. Ia kemudian membahas Teori Portofolio Modern dan melanjutkan percakapannya dengan pengguna kedua, Adrian Siaril, yang menjelaskan alasannya memilih P2P sebagai opsi investasi utamanya.
Di akhir sesi, Patrick memberikan pengenalan singkat kepada peserta workshop, menjelaskan risiko kepemimpinan dan risiko investasi melalui video animasi. Peserta menunjukkan ketertarikannya saat mengajukan pertanyaan di chat Zoom.
“Lakukanlah ketika kamu masih muda dan kamu tidak akan menyesalinya ketika kamu sudah tua. Jangan takut dengan resiko, kita punya banyak waktu untuk gagal. Kegagalan adalah bagian dari proses, jadi jangan khawatir! ” -Patrick Gunad Halo, teman-teman super! Generasi Z atau biasa dikenal dengan Generasi Z lahir di era digital dan memiliki cara unik dalam mengelola uang, termasuk menabung. Bagi Anda yang termasuk generasi ini, yuk simak panduan menabung yang modern dan praktis berikut ini!
Tidak perlu menunggu sampai Anda punya banyak uang untuk mulai menabung. Anda bisa memulainya dengan menyisihkan sejumlah uang jajan atau uang belanja. Ingat, kebiasaan menabung dimulai dari hal kecil.
Tips Mengatur Keuangan Dengan Bijak Untuk Generasi Z
Ada banyak aplikasi keuangan yang dapat membantu Anda mengelola uang dan menabung. Alat ini sering kali memiliki fitur yang memudahkan Anda melacak uang Anda dan menetapkan tujuan tabungan. Anda dapat mengunduh aplikasi M-Smile di sini untuk memulai!
Gen Z dikenal sebagai generasi yang berpikiran maju. Anda bisa mulai berinvestasi pada aset yang sesuai dengan profil risiko Anda, seperti reksa dana atau saham. Anda dapat mempelajari produk investasi Bank Mega di sini!
Menabung tanpa rencana bisa membuat Anda tersesat. Buatlah rencana keuangan yang jelas yang mencakup berapa banyak yang ingin Anda simpan dan berapa banyak yang akan Anda hemat.
Bukan rahasia lagi kalau Gen Z sangat pintar dalam berbelanja. Hemat uang dengan memanfaatkan promosi dan diskon pada kartu kredit atau aplikasi belanja favorit Anda. Kamu bisa melihat promo dan diskon Bank Mega di sini!
Yuk Ikuti Cara Mengelola Cash Flow Dengan Benar, Gen Z Wajib Paham!
Gen Z dikenal kreatif. Anda bisa mencari sumber penghasilan lain dari hobi atau keterampilan yang Anda miliki. Biaya tambahan ini dapat ditambahkan ke tabungan Anda.
Menabung merupakan salah satu kunci kesuksesan finansial di masa depan. Dengan perencanaan yang tepat, Anda bisa berhemat secara modern dan efisien. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan ahli keuangan dan manfaatkan produk keuangan Bank Mega untuk membantu Anda mencapai tujuan keuangan Anda.
Jadi, bagaimana dengan Teman Super? Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda, khususnya Gen Z yang ingin menabung secara modern dan efektif! Anda dapat mengunjungi website kami, menghubungi customer service kami di 08041500010 untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk dan layanan kami, atau Anda dapat mendownload aplikasi M-Smile di App Store dan Play Store! Ajukan permohonan kartu kredit sekarang dan dapatkan persetujuan di sini hanya dalam 5 menit. Inilah beberapa situasi yang dihadapi Gen Z. Riset yang dipublikasikan Tirto pada Juli 2019 menunjukkan bahwa Gen Z adalah generasi disruptif, sulit menabung, dan tidak terlalu peduli dengan kebutuhan investasi di masa depan. Mengapa ini terjadi? Faktanya, praktik pengelolaan keuangan tersebut berpotensi memberikan dampak negatif terhadap keuangan jangka panjang mereka.
Berdasarkan survei BPS, pada Februari hingga September 2020, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau mencakup 27,94% dari total penduduk sebanyak 277 jiwa. Warga Gen Z lahir antara tahun 1997 dan 2012, yang berarti bahwa pada tahun 2024, populasi Gen Z akan menjadi angkatan kerja terbaru. Ketika para pekerja baru mulai bekerja dari awal, banyak dari mereka memperoleh upah yang “cukup”, namun keterampilan mereka masih terbatas. Salah satunya adalah kemampuan mengelola uang. Berdasarkan informasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan Generasi Z 44,04% atau lebih rendah 3,94% dibandingkan generasi Milenial. 44,04% biaya membaca termasuk dalam informasi keuangan rendah karena kurang dari 60%. Dari sudut pandang ini, wajar jika pengetahuan keuangan Generasi Z kurang berkembang, karena pengetahuan keuangan erat kaitannya dengan pengelolaan keuangan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan keuangan maka semakin kuat pula kemampuan mengelola uang. Lantas, apa saja tips pengelolaan keuangan yang sesuai dengan kepribadian Generasi Z? Berikut empat (4) tip pengelolaan uang untuk tren Gen Z!
News Portal Of Universitas Ahmad Dahlan
Gen Z menyukai segala sesuatu yang bersifat digital. Namun kontrol sosial juga tidak menjamin tingginya tingkat literasi keuangan. Faktanya, hampir seluruh layanan keuangan kini berbentuk layanan digital dan lembaga keuangan. Media sosial memang sulit dipisahkan dari Gen Z, namun sebagai Gen Z, ada baiknya Anda beristirahat sejenak dan mengalokasikan waktu dengan bijak.
Manfaatkan platform digital sebagai cara untuk belajar tentang keuangan. Meningkatkan literasi keuangan dapat dimulai dengan memahami uang secara umum, seperti cara mengelola uang, cara berinvestasi, asuransi, penggunaan online banking, e-wallet atau mengetahui tentang investasi online yang dapat dipercaya. Ada banyak sumber informasi yang tersedia, seperti buku, artikel, website, dan video. Saat ini, media sosial dianggap cenderung mendorong perilaku konsumen, pemborosan, dan pemikiran pragmatis. Namun, jika Anda dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keterampilan finansial Anda, hal ini dapat membuka pintu menuju pertumbuhan finansial.
Menjalani kehidupan informal atau informal cocok untuk Gen Z karena karir Anda masih sangat singkat, penghasilan Anda terkesan “sempurna”, dan memberi Anda kesempatan untuk membangun landasan keuangan yang kokoh yang memberikan perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi untuk masa depan yang stabil secara finansial.
Hidup hemat bukan hanya soal menabung, tapi juga menumbuhkan perekonomian yang kuat sehingga Anda bisa mengembangkan kebiasaan menabung, mengelola utang dengan bijak, dan lebih fokus berinvestasi untuk masa depan. Sulit bagi Gen Z untuk tidak bermalas-malasan mengikuti tren, nongkrong di (contoh) kedai kopi yang belum pernah mereka datangi, dan bereksperimen dengan hal lain. Namun, untuk pengelolaan keuangan yang sehat, gaya hidup ini patut Anda coba.
Like It Mendorong Literasi Dan Investasi Keuangan Generasi Muda Pelaku Usaha- Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Timur
Di era digital yang terus berkembang, Gen Z memiliki peluang besar untuk memanfaatkan modalnya. Penting juga untuk menggunakan kursus online untuk mengembangkan keterampilan baru, seperti coding, desain, asisten virtual, dan banyak lagi. Anda dapat meningkatkan penghasilan dengan memanfaatkan peluang platform online untuk meningkatkan penghasilan, seperti menjadi pembuat konten, penulis lepas, atau berpartisipasi dalam proyek online.
Melalui pembelajaran online, Gen Z dapat membuka pintu beragam pekerjaan gratis yang sesuai dengan keahlian Anda. Atau, bekerja lepas dengan klien asing